Tuesday, 13 August 2013

Why Fit In When You Were Born To Stand Up


Sebuah pertanyaan berunsur pernyataan yang menggelitik. Satu pesan yang bermakna, banyak makna lebih tepatnya.

Setiap manusia punya sesuatu yang unique, sebagian bisa mengejawantahkannya sebagian tersembunyi. Satu pesan yang saia ingat dari memori waktu kecil. Orangtua selalu bilang "jangan ikut-ikutan". Mungkin 15 atau 20 tahun lalu perintah itu terasa sepintas maknanya dalam dunia kekanakan, namun apa yang dibawanya sekarang mempengaruhi jalan berpikir dan sikap dalam menyikapi hidup. 

Seperti pernyataan diatas (lebih tegas rasanya dibandingkan menyebutnya sebagai pertanyaan) sejatinya setiap kita kan memang tidak dilahirkan sama. Kepala berbeda, latar belakang kehidupan berbeda, pola pengajaran yang berbeda, pemilihan teman pergaulan yang berbeda, dan pada akhirnya berujung pada pola pikir dan watak yang berbeda. 

Mungkin sikap plagiat yang seringkali membuat kita menjadi tumpul. Bukan hanya tumpul dalam aspek berpikir namun sepertinya tumpul pula dalam mental, hati, akhlak dan kesopanan. Mungkin karena kurang paham hakikatnya, landasannya, dan dasarnya, mungkin karena terbiasa menelan mentah berita atau ilmu tanpa tahu dasarnya. 

Namun itupun sebenarnya tidak sepenuhnya salah kok. Ikut2an yang dimaknai, ikut2an yang di-ilmu-i, ikut2an yang di-paham-i semuanya sah2 saja. 

Yang penting dan utama. Setiap kita tidak harus selalu dogmatis, selalu "fit in" dengan apa yang sudah ada, dengan apa yang 'biasa' orang lain lakukan atau percaya. Inovasi, invention, kreativitas itu musuhnya "fit in" dan itu sahabatnya 'kemajuan peradaban'

Harus yakin dan biasa untuk ga menjadi biasa-biasa saja. Begitu besar rizqi Allah berupa Otak besar (cerebrum) terbagi menjadi Hemisphere kiri dan kanan yang masing-masing memiliki ratusan fungsi berbeda, berkapasitas setara 4 Terabyte harddisk, belum lagi Otak Kecil (cerebellum), medula spinalis, pons dan sistem keluhuran yang lain yang telah dianugerahi untuk meninggikan derajat kita, masa hanya dimanfaatkan untuk 'fit in' dengan apa yang 'biasa' ada. 

Just breakdown the limit.

Pesan singkat untuk para GP (general practitioner):
Let's be an inventor not just a "drug user"
(lain kesempatan saia mau bahas tentang arti lain dari "drug user" )

Tuesday, 23 July 2013

Ada yang Bertanya Tentang Sakit

bismillah.

"kira-kira meninggalnya karena apa ya, Dok?"
"padahal saya sudah telaten ngurus beliau, saya mandin, saya ajak kontrol ke dokter tiap minggu,
saya awasi beliau minum obat, saya awasin juga makannya"


Satu lagi pelajaran yang saia terima. Pertanyaan sederhana, tapi teramat dalam kalau kita resapi.

Sakit itu datangnya seumpama perampok, dia merampok kesenangan kita dalam sesaat, merampok kesehatan kita dengan 'paksa'. Merampok waktu. Dan terkadang akhirnya merampok juga 'ekonomi' kita.

Tapi itu kalau kita melihat dengan wajah menunduk. Coba liat ke atas sanaa, ke Langit, sedikit tengadahkan kepala kita melihat luassnya langit. 1 Menit saja meluangkannya, diam, merenung, melihat kemegahan langit di atas kepala kita, di atas kepala milyaran manusia. Telisikkan pertanyaan pada telinga kita sendiri, "kenapa kita sakit?"
"Sakit itu karena kamu tidak jaga kesehatan,
karena kamu makan berlebihan,
kurang berolahraga,
tidak minum obat,
atau kamu terlalu lelah kurang istirahat"

Itu Jawaban teoritis yang tidak sepenuhnya salah namun tidak sepenuhnya juga benar. Jawaban bijak seorang dokter kepada pasien, jawaban yang dewasa dari orangtua kepada anaknya. Saia pun sebagai practitioner sering bahkan hampir selalu menyertakan sugesti itu dalam setiap konsultasi saia dengan pasien.

Tapi, bukan, bukan itu, Kawan, esensi SEBAB dari penyakit/sakit itu. Ada jawaban yang lebih dalam dibalik itu sebenarnya.

Sakit itu penyebabnya. Allah.
Penyakit, ketidakteraturan berobat hanya faktor-faktor penyerta. Sejatinya Allah adalah sebab dari adanya sakit.
Dia yang memiliki kita, Dia yang memiliki hak atas kita.
Coba teman, luangkan waktu 2 menit, ambil terjemahan, buka ayat ini
{Surat Al-Hadid ayat 22}
dan
{Surat At-Taghabun ayat 11}

Semua ada karena izinNya.

Lalu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan semua takdir seluruh makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi”. (HR. Muslim no. 2653).

Semuanya sudah terpatri. Takdir sakit pun sebenarnya sudah jelas karena kehendakNya.


Sunday, 24 February 2013

Parenting Level :EXPERT

Parenting level: expert.

Solusi Cerdas pengganti "Pojok ASI"
Sedikit immoral tapi acceptable :)

source: 9gag

Thursday, 27 December 2012

Sunday, 2 December 2012

"Life is a Journey"

Looking Forward through the path



For me life is a journey. There would be both happiness and tears along the road. Like it or not, i have to live and deal with it. I don't mind. Because the happiness is not the prize that i'll find only at the end of the road, but something that i have to feel in every stage of my life. I surely believe that my truth happiness lies in me. Enjoy my 'metamorphoself' journey.


Where I put the chronicle of my life and its lesson. Here I am being metamorphosis.
Growing up 'till the new me ready to show up. Be the real servant, be the dutiful son, be the good-hearted brother, Be the gorgeous couple, be the great moslem.